Datang ke kampus, duduk manis mendengarkan materi perkuliahan yang disajikan dosen (entah mengerti atau tidak!!!) kemudian pulang. Rutinitas seperti itu lah yang dipilih oleh 82% mahasiswa Kampus Biru. Sedangkan 18% dari mereka, lebih memilih meluangkan waktu untuk mengunjungi sekretariat UKF (entah karena ingin memberikan kontribusi pada organisasi atau hanya ingin numpang eksis!!!) setelah jam perkuliahan. Fenomena seperti inilah yang nyata terjadi pada kehidupan civitas akademika kampus biru.
Hal ini menimbulkan satu pertanyaan penting yang jawabannya patut dijadikan renungan oleh pejabat kampus yang mengurusi tentang kapentingan mahasiswa. “Pentingkah kehidupan organisasi bagi perkuliahan mahasiswa Fakultas Ekonomi saat ini?” Dari jawaban 50 mahasiswa Kampus Biru yang menjadi sampel, hanya 24% saja yang dengan yakin menganggap organisasi penting dalam menunjang perkuliahan. Sebanyak 44% yang masih ragu menentukan arti pentingnya organisasi bagi perkuliahan mereka. Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 32%, yang memutus untuk mengatakan bahwa organisasi tidak berpengaruh pada kehidupan perkuliahan mereka.
Tingkat persentasi ini terlihat sangat miris ketika BEM, sebagai induk organisasi di kampus, sedang mengadakan pesta demokrasinya. Berjuta janji yang keluar dari mulut para calon ketua yang mengatasnamakan perubahan menuju kearah perbaikan, bahkan bertekad membawa nama besar kampus tercinta ke kanca nasional, seperti suatu hal yang berlawanan dengan tingkat kepedulian mahasiswanya yang sangat minim terhadap nama besar Kampus Biru UNRAM.
“Acara Uji Visi Misi ini masih kurang efektif, karena hanya dihadiri oleh beberapa orang saja yang tidak lain adalah tim sukses dari masing-masing calon,” ujar Pak Himawan Sutanto selaku Pembantu Dekan III Kampus Biru yang dikutip saat memberikan pidato sambutan di acara Uji Visi Misi yang diadakan oleh KPRM bentukan DPM-FE kemarin(26/06). “Apapun hasil dari acara ini tidak akan mengubah keputusan mereka. Seharusnya acara seperti ini bisa menghadirkan mahasiswa yang banyak,” lanjut beliau yang seakan telah merasakan kurangnya minat mahasiswa pada kegiatan organisasi.
Pada kesempatan yang sama, Pak Himawan juga membahas tentang kasus yang terjadi beberapa bulan yang lalu. Kasus pencurian berencana atas barang dan sejumlah uang yang melibatkan beberapa mahasiswi ‘berjilbab’ di Kampus Biru sentak memojokan salah satu organisasi berbasis agama di kampus ini. “Saya secara khusus menyalahkan UKMI atas kasus pencurian oleh 9 orang berjilbab, karena belum mampu menjangkau mahasiswa muslim secara menyeluruh,” tegas Pembantu Dekan III FE.
Pernyataan ini sangat bertolakbelakang dengan hasil perhitungan kuisioner yang dilakukan oleh Lembaga Pers Mahasiswa Marginal seminggu yang lalu. Dalam kuisioner tersebut menampilkan perhitungan kinerja organisasi yang paling dominan di mata mahasiswa Kampus Biru. Sebesar 36% dari suara mahasiswa yang memilih kinerja UKMI lah yang dominan. Sebesar 18% dan 14% dipercayakan kepada MAPALA dan KAS. Sedangkan HMJ (IESP; Manajemen; Akuntansi) dan LPM Marginal mendapat kepercayaan masing-masing sebesar 12%. Untuk organisasi FOKEI dan OLAH RAGA tidak mendapatkan kepercayaan dari mahasiswa yang menjadi sampel kuisioner. Namun, hal yang paling mengkhawatirkan adalah kepercayaan mahasiswa terhadap kinerja BEM dan DPM yang hanya memperoleh kepercayaan masing-masing 6% dan 2%.
Seharusnya PD 111 tidak pantas ngomong seperti itu,bukan berarti orang yg berjilbab itu adalah orang UKMI bisa jadi dari MARGINAL atau organisasi lain yang ada FE. PD 111 sudah salah dalam berfikir,jangan kita sesalkan mahasiswa dan jangan kita bongkar UKMI.Menjaga keamanan adalah tanggung jawab kita semua baik dari islam maupun dri agama lain,dan saya mulai curiga kpd PD 111 yang menyalahkan satu organisasai karena beliau berusaha sembunyi dari ketidak becusannya dalam membina mahasiswa.
BalasHapusMarginal hanya bertugas menyajikan kisah2 yang terjadi di kampus dalam bentuk berita. Kami sebagai Lembaga Pers Mahasiswa hanya menyampaikan apa yang kami lihat, kami dengar dan ap yang hangat dan menarik untuk dijadikan berita.begitu juga pernyataan PD III yg menurut kami penting diketahui oleh civitas akademika selama hal itu bisa dipertanggungjawabkan dan hal tersebut jg bisa kita jadikan bahan evaluasi bersama.sedangkan mengenai ketidakbecusan beliau, pembaca yang terhormatlah yang bisa lansung berkomentar dan menyimpulkan pd blog pribadi bliau atau bisa mengirimkan opini atau dalam bentuk apapun itu kepada kami agar komentar seperti ini nantinya tidak menjadi pertanyaan besar bagi pembaca yg lain sehingga memunculkan fitnah.
BalasHapusVIVA PERS!!!
horaaaasssss
BalasHapuswarga kampus perlu ingat tri dharma perguruan tinggi; pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. mahasiswa mendapatkan teori dari dosen, kemudian diteliti kebenarannya terdahap kondisi kekinian, dan diimplementasi kepada masyarat agar masyarakat mendapat "pencerahan" dari kaum cendikiawan (wujud pengabdian kepada masyarakat). Proses pengabdian kepada masyarakat diaplikasikan oleh warga kampus melalui organisasi kemahasiswaan sebagai ujung wadah fasilitator dan mediator kaum cendikiawan dan rakyat.
BalasHapuskalo mahasiswa hanya sibuk politik, pesta dan cinta, mending bubarkan saja.
kalo kaum cendikiawan hanya untuk mengejar jadi baut-baut industri, mending bubarkan saja.
cukup sampai SMK saja, apa bedanya.
coret kata "Maha" dari kata "mahasiswa" klo hanya ngabisin duit bayar teori-teori tanpa implementasi nyata.
Tulisan yang sangat bagus, dan akan sangat bagus kalau misalnya "marginal" melanjutkan penelusuran tentang kenapa mahasiswa "enggan" berorganisasi di kampus. Pribadi saya mengatakan bahwa hal ini terjadi bukan karena sikap apatisme semata dari mahasiswa, namun mungkin juga dapat disebabkan oleh sikap organisasi sendiri maupun oknum yang ada dalam organisasi. Kebanyakan dari mahasiswa tidak merasakan adanya peran signifikan organisasi untuk mereka, yang di perparah lagi dengan adanya kelompok-kelompok dalam yang saling bersebrangan, yang pada ujungnya "hanya" menginginkan kedudukan. Seandainya suatu saat mahasiswa dapat merasakan peran organisasi sebagai penyalur RESMI terhadap aspirasi dan keluhan meraka, saya rasa prosentase kehadiran atau kunjungan terhadap UKF akan berbalik dari data yang sekarang. salam
BalasHapusada mau bersih2 nama nhe !!!!!
BalasHapustapiiiiiii bukan di sini tmpat.a mas bro and mba sista. . kalo mau buka forum formal cara.a. . buktiin klo UKMI memang tidak salah. . JELAS KAN!!!! so jngan ngeremon2 gk jelas gni di tempat yang ndak terlalu terbuka. .
(anonim 1)
jazakumullah saudarku kalian telah memberikan keritik sekaligus bahan evaluasi bagi organoisasi yang insya allah telah berhasil mencetak orang2 bermoral dan berkepribadian islami. dan sya ketua ukmi 2011( anggradi"MGT'08") sangat mengharapkan jikalau temen2 marginal atau siapapun yang berkehendak untuk duduk bareng mendiskusikan segala kelemahan dan kekurangan dari organisasi saya, saya tunggu brather undangan kalian kapan dan dimana ..????
BalasHapus