Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa cara paling pasti untuk mengungkapkan karakter seseorang bukan melalui kesulitan tetapi dengan memberinya kepercayaan. Persoalan percaya itulah yang membuat Amri-Mandele hari-hari ini menakhodai BEM Unram.
Waktu
satu periode hampir menuntut tertuntaskan. Namun kinerjanya mulai
dirasuki permasalahan. Maka sebagai lembaga pengawas, Dewan Perwakilan
Mahasiswa Unram berhak untuk memberikan tekanan, sanggahan, kritikan,
bahkan tuntutan terhadap mereka.
Kami
ingin sekali mendapatkan informasi dari BEM Unram terkait masalah
estimasi dana yang sudah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang telah dilakukan. Hal bukan hanya sekedar bagian dari tugas
pengawasan, melainkan demi kepemimpinan yang transparan; terutama
mengenai anggaran.
Angkat
bicaranya Komisi II DPM Unram sebagai tugasnya yaitu 'PENGAWAS'
semerta-merta Karena kami tak mau terjadi perembesan kepemimpinan. Tak
pula kami dapat bayangkan kalau saja kawan-kawan BEM kita kemasukan
angin. Oleh karena itu kami berharap adanya ketransparanan angaran dari
pihak BEM Unram
Ingatlah!
Horace Greeley pernah berkata" masa tergelap dalam sejarah anak muda
adalah ketika ia duduk belajar bagaimana mendapat uang tanpa mencarinya
dengan jujur". Sungguh, Kami berniat agar hal demikian tidak sampai
dilakukan BEM Unram.
Lagi-lagi
DPM Unram cuma ingin mengawasi. Pengawasan yang berawal dari kata awas,
yakni tentang adanya tanda-tanda bahaya. Itulah yang coba kami
beritahukan kepada kawan-kawan BEM. Bahwa kepemimpinannya saat ini tidak
transparan terutama terkait dengan ke transparanan dana yang sudah
dihabiskan. Perlu ada penghilangan sekat, cadar, atau apapun yang
menghalangi diketahuinya seberapa besar anggaran yang digunakan untuk
melaksanakan kegiatan selama ini.
Pernyataan
ini bukan timbul di ruang hampa, tapi di lingkungan yang wajar
melahirkan kecurigaan. Kecurigaan kami disulut ketika BEM tidak punya
itikad baik untuk menjalankan komunikasi yang coba dibangun DPM. Karena
itulah kami mengira telah terjadi distorsi kelembagaan. Hal ini pulalah
yang menjadi semacam nubuat kami untuk menduga ada masalah pada dana
pagu yang sudah di tetapkan oleh rektor.
Rektor
Unram telah menetapkan anggaran bagi BEM sebesar Rp 50 juta. Namun
setelah kami telisik, ternyata badan eksekutif ini menganggapnya kurang.
Maka kampus menambahkan dana hingga mencapai angka Rp 76 juta. Dengan
adanya penambahan anggaran untuk BEM menyebabkan kami sebagai badan
pengawas bertanya-tanya kemana uang itu dialokasikan dan untuk apa saja?
Sebab tak ada komunikasi yang jelas dari BEM ke DPM terkait menambahan
dana dari rektoran ke kantong BEM. Apakah penambahan dana tersebut benar
dialokasikan untuk program kerja ataukah masuk kekantong-kantong
pribadi ketua atau Mentri-mentri BEM? Entahlah kami hanya berfirasat
Kesangsian
ini mulai membara tatkala pihak BEM tidak mau menginformasi terkait
jumlah dana yang digunakannya. Karena itu kami fikir aparatur BEM tidak
paham akan tupoksinya. Hal itulah yang tercermin jelas ketika BEM tidak
pernah mengkoordinasi pencairan anggara dan perubahan nama kegiatan yang
dilaksanakannya
Kebenaran
dan kekuasaan harus seiring-sejalan. Karena itu apapun yang berkuasa
mesti benar, bukan mendakukan tipuan, kebohongan, dan pengingkaran.
Untuk itulah kami ingin BEM bertanggung jawab atas kegiatan dan anggaran
yang dipakainya. Uang yang sudah di cairkan sebesar Rp 76 juta itu
diperuntukkan buat apa?
BEM
kalau boleh DPM beritahu ada pepatah Cina yang mengatakan "_uang itu
berkuasa karena dapat menyelamat atau membunuh orang_". Maka dari kami
mengingatkan dan tidak ingin kalian menyalahgunakannya. Ayolah pasang
sikap jujur dan berani. Jawablah pertanyaan kami "apakah uang itu masuk
di kantong perindividu atau dipakai untuk foya-foya bersama?"
Kawan-kawan
eksekutif mahasiswa, terutama ketuanya. Tidakkah anda pernah mendengar
petuah Pramoedya "seorang terpelajar harus juga belajar adil sudah sejak
dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan". Itulah memang arti terpelajar
itu. Kami fikir Anda-Anda paham tentang keadilan, sederhananya seperti
ajaran Marx: memberi sesuai kemampuan dan menerima sesuai kebutuhan.
Ingatlah!
Keadilan yang ditunda adalah keadilan yang teraniaya. Jika keadilan
sudah ditegakkan maka keberanian tak diperlukan lagi. Maka karena kalian
belum berlaku adil, terimalah gugatan kami: jika memang anggaran 76
juta itu benar-benar dipakai dalam kegiatan, kenapa tidak ada laporan
atau konfirmasi ke pihak DPM Unram?
BEM
Unram. Entah sampai kapan kami memelukmu dengan penuh curiga. Tetapi
yang jelas kecurigaan itu membuat kami melihatmu mematutkan streotip
persis orang yang dikatakan oleh Hermes "seperti anak kecil, jika lapar
dia berteriak; seperti budak, jika kenyang dia melampaui batas; dan
seperti orang bodoh, jika berkuasa dia lalim". Personifikasi itu
wajarlah disandarkan padamu karena kau menampakkan diri dengan pongah:
tidak ingin diawasi, terutama pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Hahahahaš¤£
BalasHapusYuhuuu
BalasHapusSemangat š¤£
BalasHapus