Headlines News :
Home » » BEM Unram Pongah; Mungkin Uang Kegiatannya Telah Masuk Kantong Pribadi atau Dihamburkan

BEM Unram Pongah; Mungkin Uang Kegiatannya Telah Masuk Kantong Pribadi atau Dihamburkan

Written By MARGINAL on Senin, 04 November 2019 | 15.42


Oleh: Afran/BM (Ketua Komisi II [Pengawasan] DPM Unram)


Abraham Lincoln pernah mengatakan bahwa cara paling pasti untuk mengungkapkan karakter seseorang bukan melalui kesulitan tetapi dengan memberinya kepercayaan. Persoalan percaya itulah yang membuat Amri-Mandele hari-hari ini menakhodai BEM Unram.

Waktu satu periode hampir menuntut tertuntaskan. Namun kinerjanya mulai dirasuki permasalahan. Maka sebagai lembaga pengawas, Dewan Perwakilan Mahasiswa Unram berhak untuk memberikan tekanan, sanggahan, kritikan, bahkan tuntutan terhadap mereka.

Kami ingin sekali mendapatkan informasi dari BEM Unram terkait masalah estimasi dana yang sudah digunakan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Hal bukan hanya sekedar bagian dari tugas pengawasan, melainkan demi kepemimpinan yang transparan; terutama mengenai anggaran.

Angkat bicaranya Komisi II DPM Unram sebagai tugasnya yaitu 'PENGAWAS' semerta-merta Karena kami tak mau terjadi perembesan kepemimpinan. Tak pula kami dapat bayangkan kalau saja kawan-kawan BEM kita kemasukan angin. Oleh karena itu kami berharap adanya ketransparanan angaran dari pihak BEM Unram

Ingatlah! Horace Greeley pernah berkata" masa tergelap dalam sejarah anak muda adalah ketika ia duduk belajar bagaimana mendapat uang tanpa mencarinya dengan jujur". Sungguh, Kami berniat agar hal demikian tidak sampai dilakukan BEM Unram.

Lagi-lagi DPM Unram cuma ingin mengawasi. Pengawasan yang berawal dari kata awas, yakni tentang adanya tanda-tanda bahaya. Itulah yang coba kami beritahukan kepada kawan-kawan BEM. Bahwa kepemimpinannya saat ini tidak transparan terutama terkait dengan ke transparanan dana yang sudah dihabiskan. Perlu ada penghilangan sekat, cadar, atau apapun yang menghalangi diketahuinya seberapa besar anggaran yang digunakan untuk  melaksanakan kegiatan selama ini.

Pernyataan ini bukan timbul di ruang hampa, tapi di lingkungan yang wajar melahirkan kecurigaan. Kecurigaan kami disulut ketika BEM tidak punya itikad baik untuk menjalankan  komunikasi yang coba dibangun DPM. Karena itulah kami mengira telah terjadi distorsi kelembagaan. Hal ini pulalah yang menjadi semacam nubuat kami untuk menduga ada masalah pada dana pagu yang sudah di tetapkan oleh rektor.

Rektor Unram telah menetapkan anggaran bagi BEM sebesar Rp 50 juta. Namun setelah kami telisik, ternyata badan eksekutif ini menganggapnya kurang. Maka kampus menambahkan dana hingga mencapai angka Rp 76 juta. Dengan adanya penambahan anggaran untuk BEM menyebabkan kami sebagai badan pengawas bertanya-tanya kemana uang itu dialokasikan dan untuk apa saja? Sebab tak ada komunikasi yang jelas dari BEM ke DPM terkait menambahan dana dari rektoran ke kantong BEM. Apakah penambahan dana tersebut benar dialokasikan untuk program kerja ataukah masuk kekantong-kantong pribadi ketua atau  Mentri-mentri BEM? Entahlah kami hanya berfirasat 

Kesangsian ini mulai membara tatkala pihak BEM tidak mau menginformasi terkait jumlah dana yang digunakannya. Karena itu kami fikir aparatur BEM tidak paham akan tupoksinya. Hal itulah yang tercermin jelas ketika BEM tidak pernah mengkoordinasi pencairan anggara dan perubahan nama kegiatan yang dilaksanakannya

Kebenaran dan kekuasaan harus seiring-sejalan. Karena itu apapun yang berkuasa mesti benar, bukan mendakukan tipuan, kebohongan, dan pengingkaran. Untuk itulah kami ingin BEM bertanggung jawab atas kegiatan dan anggaran yang dipakainya. Uang yang sudah di cairkan sebesar Rp 76 juta itu diperuntukkan buat apa?

BEM kalau boleh DPM beritahu ada pepatah Cina yang mengatakan "_uang itu berkuasa karena dapat menyelamat atau membunuh orang_".  Maka dari kami mengingatkan dan tidak ingin kalian menyalahgunakannya. Ayolah pasang sikap jujur dan berani. Jawablah pertanyaan kami  "apakah uang itu masuk di kantong perindividu atau dipakai untuk foya-foya bersama?"

Kawan-kawan eksekutif mahasiswa, terutama ketuanya. Tidakkah anda pernah mendengar petuah Pramoedya "seorang terpelajar harus juga belajar adil sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan". Itulah memang arti terpelajar itu. Kami fikir Anda-Anda paham tentang keadilan, sederhananya seperti ajaran Marx: memberi sesuai kemampuan dan menerima sesuai kebutuhan.

Ingatlah! Keadilan yang ditunda adalah keadilan yang teraniaya. Jika keadilan sudah ditegakkan maka keberanian tak diperlukan lagi. Maka karena kalian belum berlaku adil, terimalah gugatan kami: jika memang anggaran 76 juta itu benar-benar dipakai dalam kegiatan, kenapa tidak ada laporan atau konfirmasi ke pihak DPM Unram?

BEM Unram. Entah sampai kapan kami memelukmu dengan penuh curiga. Tetapi yang jelas kecurigaan itu membuat kami melihatmu mematutkan streotip persis orang yang dikatakan oleh Hermes "seperti anak kecil, jika lapar dia berteriak; seperti budak, jika kenyang dia melampaui batas; dan seperti orang bodoh, jika berkuasa dia lalim". Personifikasi itu wajarlah disandarkan padamu karena kau menampakkan diri dengan pongah: tidak ingin diawasi, terutama pada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan.
Share this article :

3 komentar:

Komunitas Mar-G

 
Support : LPM Marginal Proudly powered by MG Bloganizer
Copyright © 2009. Marginal Blog - All Rights Reserved
Original Design by LPM Marginal FE UNRAM