Headlines News :
Home » , , » Maaf Ku,,, Ibu

Maaf Ku,,, Ibu

Written By Mar-G on Minggu, 20 November 2011 | 18.45

“Sudahlah,,, ibu gak tau apa-apa tentang masalah aku. Jadi tolong ibu jangan ikut campur semua ini. Ini hidup ku, ayah juga tidak masalah dengan pilihan ku” kata ku
“tapi kamu belum tau apa-apa sayang, kamu belum mengecap pahitnya hidup. Jadi jangan sembarangan” jawab ibuku sabar
“ini pilihan ku, dan ibu gak berhak ngatur hidup aku” bentak ku ketus


Aku memang berwatak keras dan egois, apalagi sejak ditingggal ayah. Aku selalu menyalahkan ibu. Bagiku, semua masalah ini timbul karena ibu yang gak bisa menerima kenyataan jika ayah menikah lagi. Menurutku ini konyol. Dan dimataku ayah gak salah, dia berhak menikah lagi kalau memang mencintai wanita lain. Dan menurut ku ini sepele.
Yah,, inilah aku. Namaku Ranti. Aku masih kelas 2 SMA di salah satu sekolah swasta ternama di ibukota. Dan kini aku hidup hanya berdua dengan ibuku. Hidupku mewah karena masih dinafkahi oleh ayah. Karena ayah mempunyai perusahaan besar di Jakarta. Walaupun mereka udah cerai, tetapi aku masih tetaplah anak ayah.
Suatu malam, “aku takut mas, dia kenapa-kenapa” tutur ibuku
“biarin saja, dia ingin senang. Dia juga anakku. Jadi aku juga berhak menentukan hidupnya” begitu terdengar suara di seberang telpon.
“aku gak tega, cuma dia yang aku punya di dunia ini” ibuku menangis
Aku bingung, padahal aku kan cuma ingin liburan seminggu di desa. Kenapa ibu begitu cemas? Sedangkan papa biasa aja!
Kali ini aku benar-benar marah sama ibu!
“ibu ini apa-apaan sih? Aku cuma pergi liburan dan cuma 1 minggu. Kenapa ibu marah sama papa??” bentakku marah
Ibu hanya menangis sendu dan mencium keningku. Lalu berlalu masuk dalam kamar.
Setiap hari memang hanya mama yang menyiapkan aku sarapan dan makan sehari-hari. Anehnya lagi, dalam makananku selalu tersedia sebuah roti yang kata ibu itu adalah titipan papa, sehingga aku harus makan roti itu.
Saat itu tiba, akhirnya aku bisa juga liburan dengan teman-temanku.
Oh iya, aku masih SMA kelas 2. Dan saat itu pacarku  juga ikut tanpa diketahui oleh ibu.
Setelah beberapa hari,,. “kamu jahat ray......!” teriak ku histeris
Aku hampir pingsan saat menemukan ray pacarku bermesraan dengan gadis lain di pantai tempat aku liburan. Dan sakitnya lagi, ray acuh. Menurutnya aku hanya mainan belaka. Sekarang baru bisa aku rasakan sakitnya diduakan. Aku bisa merasakan apa yang ibu rasakan.Dan aku pingsan.
Aku melihat ibuku berlari ke arah ku. Aku ingin menggapai ibuku dan bersujud dikakinya. Tapi rasanya kaki ini tak kunjung melangkah. Kakiku kaku,aku teriak.
“ibuuuuu” teriakanku memecah kesunyian.
Aku membuka mata, disekelilingku banyak orang termasuk papa.
“pa, ibu di mana???” tanyaku sambil menangis.
Papa tidak menjawab, dia juga menangis.
Dengan perlahan papa menjawab, “Ranti, besok kamu ikut papa ya nak??” begitu yang keluar dari lisan papa.
“Kenapa pa?, ibu juga ikut kan?” tanyaku lagi.
“Kamu masih punya papa ranti,” jawab papa.
“Ibu di mana pa???” tanyaku ketakutan.
“Ibu meninggal nak...” jawab papa sambil menundukkan kepalanya.
Rasanya langit runtuh menindih ku saat mendengar kata-kata papa. Aku bingung, aku linglung, dan aku teriak,”mamaaaaaaaaaaaaaaa”.  aku pingsan
Setelah 4 hari berlalu, aku diperbolehkan pulang. Dengan membawa sejuta beban dihatiku dan kesalahan yang menurutku gak akan termaafkan. Aku kembali melangkahkan kaki ku di rumah di mana aku dan ibuku tinggal. Kuamati semua barang yang tertata rapi dengan sentuhan kelembutan ibuku dulu. Tak sengaja ketika ku buka pintu kamarku, terselip surat di balik boneka kesayanganku.
“Ranti, ibu tau setelah kamu membaca surat ini mungkin ibu sudah tiada nak.. maafkan ibu yang selalu mengekang hidup mu. Itu semata-mata ibu lakukan hanya untuk kebaikanmu. Ibu takut kamu kenapa-kenapa. Maafkan ibu telat memberi tahu semuanya. Karena ibu takut jika kamu mengetahuinya, kamu tidak akan semangat hidup nak. Ini rahasia ibu seorang diri.
Sejak 4 tahun yang lalu, ketika ibu bercerai dengan ayahmu baru ibu mengetahui jika kamu terkena kanker hati nak. Karena saat itu kamu sakit dan ibu membawa mu ke rumah sakit. Dan ternyata kamu positif kanker hati. Dan kata dokter kamu harus memakan pil setiap hari. Sedangkan ibu tau kamu tidak suka minum obat. Makanya mengapa ibu berinisiatif disetiap sarapanmu ada roti yang kata ibu itu pemberian ayahmu. Sebenarnya di dalam itulah obatmu nak. Dan seminggu kamu pergi, tentunya kamu tidak akan pernah minum obat ini dan ibu tau itu. Ternyata kenyataan ibu terima lebih pahit.
Kata dokter, hanya ada satu cara mengobati ini yaitu memberikan hati ibu ke kamu nak. Dengan konsekuensi ibu harus pergi selamanya. Tapi itu tak masalah bagi ibu, masa depanmu masih panjang nak, jalanilah itu. Ibu bahagia melihatmu dan akan selalu melihatmu dari khayangan sana. Ibu tidak ada harapan lain selain melihatmu hidup bahagia. Kenanglah ibu, hanya itu harapan ibu. Ibu mencintaimu”
Salam sayang ibu 
Tumpah sudah air mata yang selama ini membendung di pelupuk mataku. Ku pandangi foto ibu ketika bersamaku dulu. Ibu tersenyum, senyum yang meneduhkan.
Ya tuhan,,, kenapa semua ini terlambat???. Ibu pergi sebelum maaf ini terucap.
Tak ada lagi suara ramah ibu, nasehat ibu,tak ada lagi sarapan yang tiap pagi terhidang,tak ada lagi suara memanggil namaku dengan ketulusan,tak ada lagi...
Ibu,,, maafkan Ranti.... I love you Ibu
Kasih ibu tak akan pernah bisa digantikan,,,,Takkan pernah....
Air mata yang tumpah seumur hidup kita, tak akan bisa membayar jasanya..
Ibu tetaplah ibu. Ibu yang berjasa sepanjang akhir masa.. (by : Kartika Silvia. P)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Komunitas Mar-G

 
Support : LPM Marginal Proudly powered by MG Bloganizer
Copyright © 2009. Marginal Blog - All Rights Reserved
Original Design by LPM Marginal FE UNRAM