Headlines News :
Home » , » Pengalaman Tralis yang Tak Terlupakan

Pengalaman Tralis yang Tak Terlupakan

Written By Mar-G on Selasa, 05 Oktober 2010 | 15.54

Pengalaman Tralis yang Tak Terlupakan

Saya suka dunia jurnalistik, oleh kerena itu saya mengikuti UKF Marginal. Untuk bias menjadi anggota Marginal harus melalui tahap seleksi yaitu seleksi In Class yang dilaksanakan pada 29 September dan Out Class pada 1 hingga 3 Oktober. Acara Out Class mewajibkan anggota baru untuk mengikuti acara Tralis ( Training Jurnalistik ) dengan berkemah di Desa Kekait, Gunung Sari, Lombok Barat. Saya dan teman-teman calon anggota Marginal yang berjumlah 23 orang serta Panitia sampai ke lokasi pada sore hari di saat hujan lebat. Tetapi itu tidak menyurutkan tekad saya untuk untuk bisa menjadi anggota resmi Marginal. Setelah hujan reda, semua anggota di kumpulkan untuk di nasehati oleh seluruh Panitia. Malam pertama Tralis merupakan malam yang walnya mencekam bagi saya, karena suasana yang begitu gelap dan hutan belantara serta berada di samping sungai yang sangat deras. Di tambah lagi dengan para Panitia yang bersikap tegas . Tetapi lama kelamaan saya terbiasa dengan kondisi seperti ini.


Anggota baru terdiri atas 6 kelompok yang diberi tugas masing-masing sesuai kelompok, ada 2 kelompok yang memasak, 2 kelompok yang mencuci piring dan 2 kelompok yang mencari kayu bakar. Semua itu harus dilakukan dengan cepat. Setelah selesai sholat dan Makan biasanya kami dikumpulkan untuk diberi tugas tambahan lagi, seperti meminta tanda tangan Panitia serta data diri Panita secara lengkap. Kami juga diwajibkan untuk menghafal semua nama Panitia dan Senior yang hadir. Ada juga tugas kelompok yang diberikan yaitu membuat sebuah Koran sesuai dengan kreatifitas kami. Kami hanyua diberi waktu sehari untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

Hari kedua kami mulai mengerjakan tugas kelompok dengan melekukan Investigasi dari pukul 09.00 hingga 14.00. Dengan semangat kami berbondong-bondong melakukan wawancara ke rumah warga-warga yang berdomisili di sekitar Desa Kekait. Sangat banyak pengalaman hidup yang didapatkan, salah satunya adalah bias bertahan hidup di tempat yang terisolasi dari dunia luar.

Dari 2 malam yang dilalui, pengalaman yang paling mengesankan, menakutkan, membahayakan serta tak terlupakan adalah malam terakhir. Dimana kami di kumpulkan di atas gunung dan di biarkan jalan sendiri-diri dengan hanya berbekal sebuah lilin kecil di tengah gelapnya malam sebagai penerangnya. Sebelum itu kami di perintahkan untuk menelan bawang putih untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Panitia member kami kata kunci jika bertemu dengan seseoranh harus mengucapkan kata “Margie.” Apabila Panitia menjawab “ Buka Matamu” berari itu memang benar Panitia dan apabila tidak menjawab berarti bukan Panitia. Saat itu saya sempat panik dan takut harus hati-hati dalam berjalan karena jalan yang terjal serta di samping kiri jalan adalah jurang yang lumayan dalam. Sambil melangkah saya selalu membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an agar selamat. Ada 5 pos yang harus dilalui, Di setiap pos terdapat 3 sampai 4 Paniitia yang akan memberikan pertanyaan yang harus bias dijawab. Apabila tidak bias menjawab maka harus siap-siap menerima hukuman seperti di hiasi dengan dedaunan, muka di corat-coret serta di bibir di olesi dengan lipstick yang sangat tebal, layaknya seorang badut.

Setelah kegiatan itu selesai, kami di kumpulkan untuk di lantik menjadi anggota baru Marginal. Kami di perintahkan untuk berendam di kolam yang airnya sangat kotor dan bau sambil berpegangan tangan. Udara saat itu sangat dingin karena baru jam 4 pagi. Tetapi kami tidak menghiraukan hal tersebut, karena kami mendapat hasil yang setimpal yaitu menjadi anggota Marginal yang baru. Saya sangat bangga dengan semuanya dan sya tidak akan pernah melupakan pengalaman yang saya peroleh dari Tralis Marginal ini. ( Farah_lovelyfaindah@yahoo.co.id)
Share this article :

2 komentar:

  1. fa
    ntar klo jalan g
    bwa li2n yg pnjang y spy gak cpt mati li2nx, hehehe

    BalasHapus
  2. selamat farah, saya sangat terkesan dengan cerita heroik yang coba saraf ungkapkan dalam tulisan.Saya yang mebacanya saja membayangkan bagaimana kondisi nmalam itu merinding sekaligus menangis haru.Sayang malam itu saya tidak ikut mendampingi kalian.
    Memang konsep tralis semacam ini kami buat di era 1999-2000.waktu itu kebetulan saya yang memimin marginal.Ada beberapa konseptor yang ikut mengawal kelahiran konsep ini yaitu, Kaner98, aji97, novel97,yadi 98, aang97, agung dan asbari yang masih jadi anak baru waktu.dan tentunya teman2 lain.
    Tak terasa sudah 10 tahun yang rasanya lebih baik dan kreatif saja.
    Itu semua kami lakukan agar kekeluargaan, kesederhanaan keberanian selalu hadir dalam diri kita.
    Selamat telah menjadi bagian dari keluarga besar Marginal, semoga kita tetap kritis dan kreatif .
    Salam

    BalasHapus

Komunitas Mar-G

 
Support : LPM Marginal Proudly powered by MG Bloganizer
Copyright © 2009. Marginal Blog - All Rights Reserved
Original Design by LPM Marginal FE UNRAM