ONH PLUS
Tahun ini Pak Kades mendapat kesempatan menunaikan ibadah haji. Ia menggunakan fasilitas
ONH Plus. Dengan fasilitas ini, Ia mendapat perlakuan dan pelayanan yang berbeda dengan penempuh haji biasa. Mulai dari fasilitas penerbangan, penginapan, dan jarak yang tidak terlalu jauh dengan pusat ibadah.
Hari keberangkatan tiba. Jika saja Bandara Internasional Lombok (BIL) sudah beroperasi tentunya Pak Kades bisaterbang langsung ke Jeddah. Tapi berhubung bandara tersebut belum dioperasikan, ia harus ke Jakarta kemudian langsung ke Bandara King Abdul Aziz di Jeddah.
Sebelum terbang ke Mekkah, ia menginap di sebuah hotel bintang lima. Ini kali pertama ia menginap di hotel dengan fasilitas yang tak pernah ada di benaknya. Namun demikian ia tetap berusaha untuk tampil percaya diri tanpa harus memperlihatkan kesan kampungan.
Dengan sigap petugas hotel melayani Pak Kades. Tas koper dan barang bawaannya langsung diangkat oleh petugas yang ramah. Ia pun mengikuti petugas hotel dari belakang.
“Mari silahkan,” kata petugas hotel dengan ramah dan Pak Kades pun mengikuti sambil menengok kiri dan kanan ruangan.
“Ini apa-apaan!!! Saya kan menggunakan fasilitas ONH Plus, saya bayar dengan biaya mahal. Mengapa saya diberikan kamar seperti ini??” ujar Pak Kades.
“Maaf , Pak,” kata petugas ingin menjelaskan namun langsung Pak Kades memotong pembicaraan.
“Mengapa kamar ini tak ada televisinya, mana tempat tidurnya dan mana kamar mandinya?? Ini hotel macam apa??? “tanya Pak Kades dengan percaya diri.
“Maaf, Pak. Ini lift,” kata petugas sembari tersenyum. (*)
Open Vs Oven
Seorang bapak tua dihubungi oleh anaknya lewat handpone yang bekerja di sebuah bank di ibu kota. “Pak, saya mengirim uang buat bapak untuk kebutuhan bapak sehari-hari, besok bapak ambil uang tersebut di bank” kata anak bapak itu.. “Iya nak, terima kasih udah kirimin bapak uang nak” jawab si bapak dengan hati yang gembira..
Keesokan harinya si bapak berangkat ke bank dengan sepeda ontel kesayangannya. Walaupun itu pangalaman pertama kalinya ia pergi ke bank, namun ia tetap percaya diri agar tidak terlihat kesan kampungan. Sesampainya di bank, ia bertanya kepada pak satpam yang sedang berjaga di depan bank tersebut.”Pak satpam.. di bagian mana tempat mengambil uang kiriman..?” tanya si bapak.”Oh tempat mengambil uang kiriman pak... bapak masuk saja kemudian bapak lurus setelah itu bapak buka pintu yang bapak temukan nanti di dalam” jawab pak satpam dengan ramah. Akhirnya si bapak pun masuk ke dalam bank dan kemudian bertemu pintu yang di bagian atas pintu tersebut tertulis OPEN. Karena ini pengalaman pertama si bapak ke bank maka ia mengartikan tulisan OPEN adalah OVEN yaitu tempat pembakaran gerabah. “Wah kalau saya masuk ke dalam pasti saya akan gosong” kata si bapak dengan ketakutan.
Dan akhirnya si bapak tidak masuk ke dalam dan memilih menunggu di luar.Tidak lama kemudian datanglah orang cina dengan kulitnya yang putih dan mulus.”Eh mister dendeq tame jok to gosong bareh” kata si bapak mmperingati dengan bahasa sasaknya kepada orang cina itu. Namun orang cina itu tetap berlalu dan tidak mendengarkan kata si bapak karena ia tidak mengerti dari perkataan si bapak tadi. Setelah orang cina itu masuk, tidak lama kemudian keluarlah sesosok orang dengan kulit yang hitam pekat. Si bapak pun kaget melihat orang itu keluar dari pintu, dan ia berkata “Noh kan wah tebada’ baru’ dende’ tame ......!!! lagu tetap mele tame payum gosong tiye..
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !