Aspirasi (berupa kritik dan/atau saran) merupakan gaung pembaharuan sebuah struktur organisasi, baik organisasi berskala kecil maupun organisasi dengan skala besar. Akan menjadi gaung yang membawa organisasi ke arah pembaharuan, jika aspirasi tersebut didengar dan dipertimbangkan bersama dengan seluruh anggota organisasi. Jika tidak, maka akan menjadi titik awal dari kehancuran organisasi itu sendiri.
Begitu pula dengan kehidupan sosial di Fakultas Ekonomi Universitas Mataram. Sudah pasti anggota masyarakatnya, mulai dari dosen, pegawai, dan mahasiswa, memiliki banyak aspirasi untuk kemajuan kampus tercinta kita ini. Hanya saja, cara menyampaikan aspirasi mereka yang berbeda-beda.
Dari 50 orang mahasiswa (yang aktif berorganisasi ataupun tidak) yang dijadikan responden, keseluruhannya sepakat menyatakan bahwa mereka memiliki aspirasi terhadap kampus. Begitu besar perhatian mahasiswa terhadap kemajuan kampus. Dalam hal ini, jelas memunculkan sebuah pertanyaan. Apakah mereka pernah menyampaikan kritik dan/atau saran mereka tersebut???
Terdapat 38% responden yang mengaku pernah menyampaikan aspirasi mereka. Tidak diketahui secara pasti kepada siapakah aspirasi tersebut ditujukan. Sayangnya, hanya 21% dari mereka yang mengaku bahwa aspirasi mereka didengar oleh pihak yang bersangkutan dan ada perubahan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Sedangkan sisanya, yaitu 79% menyatakan bahwa aspirasi mereka hanya dianggap angin belaka oleh pihak yang bersangkutan.
Untuk 62% responden yang memilih tidak menyuarakan aspirasi mereka, terdapat tiga alasan mengapa mereka hanya berdiam diri. Sebanyak 16,2% dari suara responden tersebut menyatakan bahwa mereka masih kebingungan kemana dan pada siapakah mereka harus menyuarakan aspirasi mereka. Sedangkan, 54,8% suara responden yang menyatakan ketakutan mereka akan adanya sebuah (atau mungkin banyak) kelompok/organisasi yang nantinya akan memusuhi mereka disebabkan adanya ketersinggungan kelompok/organisasi tersebut pada kritik dan/atau saran dari responden. Dan sisanya, yaitu 29% suara responden yang menganggap menyampaikan aspirasi adalah hal yang sia-sia, karena mereka yakin aspirasi mereka pasti akan diabaikan oleh pihak-pihak berwenang.
Lalu, sampai kapankah mahasiswa yang mengalungi predikat kaum intelektual hanya terdiam saat mengetahui adanya kekeliruan terjadi di sekitarnya??? Kini saatnya menentukan pilihan, apakah mahasiswa termasuk golongan pecundang yang hanya diam dipermainkan oleh keadaan atau lekas bangkit menyerukan kebenaran!!! (crew)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !