Headlines News :
Home » , » Noktah Hitam Hijab

Noktah Hitam Hijab

Written By Mar-G on Jumat, 07 Desember 2012 | 22.17

OPINI:
 
Akhirat memiliki ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan yang secara keseluruhan berbeda dengan ketentuan-ketentun dan aturan-aturan dunia. Namun, kembali ke kodratnya ketentuan dan aturan dibuat untuk mencapai kehidupan yang terbaik. Ketika ketentuan dan aturan yang berlaku di dunia tidak dapat menyongsong manusia menuju kehidupan yang baik di akhirat, lalu dimana umat manusia akan mencari tahu tentang ketentuan dan aturan yang berlaku di akhirat? 

Adakah di musholla?


Mengingat kembali apa fungsi utama dari musholla, tiada lain tiada bukan, melainkan sebagai tempat melaksanakan ibadah. Menelisik pada sisi yang berbeda dari sisi banyak mengenai tempat ibadah, yakni kenyamanan dalam beribadah itu sendiri. Nyaman itu bersih, karena jelasnya ‘Kebersihan Adalah Sebagian Dari Iman’.
Beranjak mengenai kebersihan, siapa yang bertangggung jawab atas kebersihan tempat ibadah? Tentu setiap umat yang menggunakan tempat ibadah tersebut bukan? Lalu bagaimana dengan tempat ibadah yang sudah tentu penggunanya? Seperti musholla Fakultas Ekonomi Universitas Mataram yang sudah jelas penggunanya adalah semua umat muslim masyarakat FE Unram itu sendiri.
“Kebersihan musholla Fakultas Ekonomi ini adalah tanggung jawab kita bersama,” ungkap Bapak Muhiddin selaku  Kasubbag Kemahasiswaan FE Unram. Terlepas dari ungkapan tersebut, timbul satu pertanyaan besar, ketika ada sekelompok orang menggunakan musholla sebagai tempat beraktivitas dalam menjalankan kepentingan kelompoknya, rapat kegiatan misalnya. Apalagi area musholla yang cukup sempit, bukankah hal tersebut dapat mengganggu orang lain yang akan melaksanakan ibadah?
Tak jarang terdengar keluhan dari mahasiswa ketika akan melakukan ibadah sholat, entah itu dari suara yang ribut, sampai ada juga yang disuruh untuk sholat di luar karena sekelompok orang sedang melaksanakan nasyid di dalam musholla. Akan terdengar sangat lucu, ketika di tempat ibadah dihuni oleh orang-orang yang tidak menggunakan pendengaran dan penglihatannya sehingga tidak mau mendengarkan kecuali apa yang disenanginya dan tidak mau melihat kecuali apa yang dikaguminya. Bukankah termasuk perbuatan dosa ketika seorang umat telah menyakiti perasaan sesamanya?
Pernah ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lalu berkata, “wahai Rasul sesungguhnya si fulanah telah memperbanyak sholatnya, sedekah, dan puasanya. Hanya saja ia telah menyakiti tetangganya dengan lidahnya,” Rasul menjawab, “dia itu masuk neraka,” Laki-laki itu berkata lagi, “hai Rasul, sesungguhnya fulanah yang lain sedikit sekali puasanya, shalatnya dan bersedekah dengan sisa gandum, tetapi ia tidak menyakiti tetangganya,” Rasul menjawab, “ia itu masuk surga,”. (HR. Ahmad, Al-Bazzar dan Ibnu Hibban).
Seperti itulah perumpamaan yang terjadi pada fenomena musholla di Kampus Biru. Mungkin sedikit tidak masuk akal ketika seorang ummat akan melaksanakan ibadah pada tempat suci ternyata hanya menambah rasa tidak ingin kembali ke tempat suci itu lagi.
Lalu, apa sebenarnya fungsi musholla yang ada di kampus ini? Adakah hanya sebagai simbol bahwa di FE Unram masih ada ummat yang beragama Islam? Selayaknya umat Islam yang mengedepankan sosial dan kemaslahatan umat yang diajarkan agama, sudah seharusnya sebagai orang yang terbiasa dan selalu berada di musholla lebih bisa menghargai dan saling memiliki dengan tidak menelantarkan keindahan mushalla dan bisa menghargai pihak lain di luar penghuni musholla tersebut..(Fantastic4)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Komunitas Mar-G

 
Support : LPM Marginal Proudly powered by MG Bloganizer
Copyright © 2009. Marginal Blog - All Rights Reserved
Original Design by LPM Marginal FE UNRAM